[FF] How do I Kiss You : Mingyu × Kyulkyung

“How do I Kiss You”

Mingyu × Kyulkyung

Author : Near (RetnoNateRiver)

Genre : Romance

Rating : M

Casts : Seventeen Mingyu, Pristin Kyulkyung

.

NO COPY PASTE
Cerita ini murni karya dari otak author

Kalo mau berkarya, usaha dong pake otak kalo masih punya otak

COPAS karya orang lain? Ga punya otak??

.

Baca juga di
Wattpad | WordPress

***

Wanita itu keluar dari meeting room dengan wajah kusam. “Segera atur jadwal kepulanganku ke Korea.” Ucapnya dengan nada berat saat ia menghubungi asistennya.

Dia menerobos kamar hotelnya. Dengan tergesa, ia memungut koper dan memasukkan semua barang-barangnya. Nafasnya berderu cepat. Dia sebenarnya ingin menangis sekarang juga.

“Kyulkyung,”

Sepasang matanya terbelalak menatap siapa yang memasuki kamarnya dengan sembrono. Ya, pria yang ia hindari di meeting room tadi.

“Kim Mingyu, beraninya kau memasuki kamarku?!” marah Kyulkyung, wanita itu.

“Kau tidak mengunci pintunya,” jawab Mingyu, pria tadi, santai.

Kyulkyung geram. “Keluar. Keluar sekarang juga!” dia mendorong tubuh tinggi tegap itu.

“Kyulkyung, dengarkan aku,” Mingyu mengunci kedua tangannya.

“Aku tidak sudi mendengarkanmu. Keluar!” Kyulkyung tetap memberontak.

Pria itu mulai kesal. Dia lepaskan sepasang tangan itu. Sebagai gantinya dia menarik tubuh di hadapannya, mendekapnya, dan meraup bibirnya dalam-dalam. Kyulkyung tidak menerima ciuman ganas yang menguasainya tersebut.

Plak!

Tamparan keras mendarat di pipi Mingyu seusai menciuminya.

Mingyu diam.

Kyulkyung kembali mengemasi barang-barangnya. Namun Mingyu menarik wanita itu dan memaksa wajahnya untuk menatapnya.

“Kenapa kau menolak kerja sama dengan perusahaanku?” tanya Mingyu dalam-dalam.

“Aku tidak mau berurusan dengan pria kurang ajar sepertimu lagi!” marah Kyulkyung.

Mereka berhadapan dan terdiam.

“Ya, dulu aku memang kurang ajar. Tapi sekarang aku menerima karmanya.” Ucap Mingyu, “Setelah aku meninggalkanmu, kehidupanku makin lama makin hancur. Bisnisku terbengkalai, hampir gulung tikar. Wanita yang tadinya kugilai pun meninggalkanku saat ia tahu aku hampir bangkrut. Bahkan keluargaku mulai menatapku sinis, karena mereka menganggapku tak becus mempertahankan apa yang aku punya.

Kau.”

Mau tidak mau, Kyulkyung mendengarkan kisah pilu pria di hadapannya.

“Kau kira ke mana saja aku selama satu tahun ini? Menghilang tanpa jejak? Melupakanmu dan bersenang-senang?” lanjut Mingyu, “Nihil, justru aku mau mati saja.”

Kyulkyung menatap Mingyu saat mendengar kata ‘mati’.

“Enam bulan lalu, aku yakin kau mendengar kabar bahwa saham perusahaanku anjlok. Berita itu sangat cepat tersebar luas. Kuharap kau tidak mengiraku sedang bersenang-senang saat itu. Aku stress. Aku mondar-mandir mencari perusahaan yang mau bekerja sama dengan perusahaanku. Tapi hasilnya nol.

Semua perusahaan yang kudatangi adalah perusahaan yang masih dan sedang berjaya. Dan perusahaanmu berada di dalam kategori itu. Namun aku menempatkan perusahaanmu sebagai pilihan terakhir.” Mingyu tersenyum kecut, “Jadi apa yang kudapat di pilihan terakhirku ini?

Penolakan, tepat sekali. Perusahaanku tak bisa diselamatkan.”

Meski hatinya terenyuh, Kyulkyung hanya terdiam.

“Tidak apa jika perusahaanku harus gulung tikar sekarang juga. Tapi aku mohon, Kyulkyung, terima aku kembali.” Mingyu menatap Kyulkyung hangat, “Aku akan meninggalkan pekerjaanku, perusahaanku, bisnisku. Aku akan melepas semua keegoisanku itu. Asalkan kita bisa kembali bersama, Kyulkyung. Aku gila tanpamu. Bahkan sekarang aku sedang memohon padamu.”

“Mingyu,”

Kyulkyung terkejut saat Mingyu berlutut di hadapannya. Pria yang dulu gagah dan mencintainya sekarang berubah begitu lemah dan tiada daya.

“Aku minta maaf karena sudah menyakitimu bertubi-tubi, lalu menceraikanmu dan mengabaikanmu. Tetapi sekarang aku tidak punya apa-apa lagi.”

“Di saat kau senang, kau meninggalkanku. Di saat kau susah, kau mencariku?” Kyulkyung berusaha terdengar galak, “Pria macam apa kau ini, hah?”

Mingyu mendunduk pilu.

“Aku banting tulang sendiri di saat kau berhenti menafkahiku! Lalu tiba-tiba kau meninggalkanku sendiri?! Kau juga membuatku hampir mati!” tangisannya pecah, “Setiap hari aku memikirkanmu, seakan cambuk bagi diriku sendiri agar aku bangkit dari keterpurukanku. Aku membangun usahaku sendiri sejak saat kau tak memperdulikanku lagi!”

“Sekarang kau sukses, kan, Kyulkyung? Kau sukses menginjakku. Apa kau puas dengan kebangkrutanku?” tanya Mingyu.

Ruangan ini terpenuhi emosi. Kyulkyung dengan tergesa mencegah tubuh tegap yang hampir ambruk di hadapan kakinya.

“Kenapa? Kenapa kau menahanku?” Mingyu menatap wajah Kyulkyung yang berada di hadapannya.

“Jangan ‘mati’, Kim Mingyu.” Isak Kyulkyung, “Berdirilah bersamaku.”

Mingyu merasa jantungnya seperti berdetak kembali. Tak tega melihat Kyulkyung menangis, Mingyu menuruti perintahnya untuk berdiri. Tubuh itu didekapnya. Sebuah ciuman penyesalan melumat bibir yang bergetar dan basah itu. Mingyu tak berhenti meraupnya hingga bibir Kyulkyung tak lagi goyah dan ikut berciuman dengannya.

Sangking nikmatnya, ciuman itu bak sungai berarus yang menghanyutkan mereka hingga dua tubuh itu jatuh di ranjang. Merasa cukup, Mingyu menyudahi ciuman panasnya. Dia menyeka helaian rambut yang menutupi wajah Kyulkyung.

“Aku seperti ‘mati suri’.” Kata Mingyu.

“Apa tidak apa kita seperti ini?” tanya Kyulkyung.

“Maksudmu?” Mingyu berbalik tanya, “Jika maksudmu itu kau khawatir akan ada orang yang mengganggu, tenang saja. Aku sudah memasang DND sign saat memasuki kamarmu tadi.” Pria itu tersenyum penuh arti.

Saat pria tersebut bangkit, Kyulkyung paham maksudnya.

“Apa kau tidak keberatan?” Mingyu mulai melepas jasnya.

“Asalkan kau mau berlutut dan bersumpah di hadapan keluargaku.”

“Tidak bisakah hanya di hadapan Ayah Ibumu?”

“Baiklah, keluarga besarku.”

“Oh my God.” Mereka terkekeh, “Terserahlah, yang pasti aku akan menikahimu dan takkan melepaskanmu lagi.”

Mingyu memulai segalanya dengan mendaratkan ciuman panas pada Kyulkyung yang berada di bawah tubuhnya.

***

“How do I Kiss You : Mingyu × Kyulkyung”

end

***

.

.

.
Halo, ini Near!

 

Sebelumnya, Near mau minta maaf sedalam-dalamnya karena Near telat nerbitin bagian ini. Ada banyak kendala yang Near alami sebelumnya. Di antaranya rasa stress dan juga Near sibuk jualan The Saem. Iya, Near ada kendala dengan rasa stress berat yang hampir seminggu Near alami. Setelah seminggu berlalu kirain udah hilang, eh ternyata sempet balik lagi sebentar. Semacem High-Functioning Depression gitu.

 

Jadi mohon maklumi, ya. Stress emang gak bisa disepelekan, reader yeoreobundeul~

Tapi tenang. Sekarang Near berusaha untuk lebih terbuka dan lebih sering cerita ke orang-orang terdekat setiap kali Near ngerasa down –walaupun gak selalu, sih. Maaf juga gara-gara ini, ff Near jadi kesendat.

 

Terus gimana dengan The Saem?

 

Sayangnya, Near kurang beruntung. Sebenernya, Near hampir saja beli tiket underprice IC. Tapi setelah ngeliat tabungan, Near batalkan kemudian. Yah, maafkan aku, sebongah.. Setidaknya diriku pernah berjuaaaaang~~~ *bernada

Dan juga, Near belum beli tiket konsernya Day6 Youth World Tour in Jakarta. Sementara itu yang cat. Blue sudah sold.. Near sampe bingung apa Near beli Blue di orang lain aja atau berpasrah diri dengan beli yang masih ada aja yakni Pink.. Near ampe buka polling di Twitter loh, hahaha.. Dan hasilnya sekitar 836% nyaranin Near beli yang Pink aja untuk cari aman.

 

Maaf ya ini lagi Jae mode on *berhub hari ini ultahnya Jae ohoho*

Oya gimana part ini? Apakah kalian merasa bergetar?

Kalau iya, coba cek hape kalian mungkin masuk notifikasi
🤣🤣🤣🤣🤣

Maklumi ya, Near kalau disuruh imagine MinKyung/Mingky suka khilaf kayak gini.. Hehehehehehehehehe…

Terakhir, terima kasih selalu buat kalian yang sudah mengapresiasikan karya Near, ya. Mohon kalo ada kekurangannya dikasih tau ke Near secara langsung, oke? Minggu depan kayaknya Near akan langsung nge-post 2 part terakhir..

Sampai jumpa di karya Near yang lain, reader yeoreobun-deul!

Author
Near

Tinggalkan komentar